Halaman

Senin, 18 Juni 2012

MEMPROSES BUKU BESAR

Buku Besar (Ledger)

A. Pengertian Buku Besar
Buku besar adalah alat yang digunakan untuk untuk mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu perkiraan tertentu yang disebabkan oleh adanya transaksi keuangan.

Istilah buku besar identik dengan akun, perbedaannya hanyalah dalam penyebutan.

B. Bentuk Buku Besar
Bentuk buku besar yang dipergunakan suatu perusahaan dapat berbeda-beda dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Bentuk-bentuk buku besar terdiri dari:

1. Bentuk T
Bentuk T adalah buku besar berbentuk huruf T. Buku besar ini merupakan buku besar yang paling sederhana dan paling banyak digunakan, biasaya untuk keperluan analisis transaksi dan keperluan menjelaskan mekanisme penggunaan akun dalam pelajaran akuntansi.

Contoh bentuk buku besar T adalah sebagai berikut:


2. Bentuk Skontro
Bentuk Skontro adalah buku besar berbentuk sebelah-menyebelah atau disebut 2 kolom. Buku besar ini merupakan buku besar bentuk T yang lebih lengkap.

Contoh bentuk buku besar 2 kolom adalah sebagai berikut:

3. Bentuk Staffel
Bentuk Staffel adalah buku besar berbentuk halaman dan memiliki lajur saldo. Buku besar ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu buku besar 3 kolom (memiliki lajur saldo tunggal) dan buku besar 4 kolom (memiliki lajur saldo rangkap).

Contoh bentuk buku besar 3 kolom adalah sebagai berikut:


Contoh bentuk buku besar 4 kolom adalah sebagai berikut:


C. Cara Melakukan Posting dari Jurnal ke Buku Besar
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses posting adalah sebagai berikut:
1. Pindahkan tanggal kejadian yang ada dalam jurnal ke lajur tanggal pada buku besar yang bersangkutan.
2. Pindahkan jumlah debet atau jumlah kredit yang ada dalam jurnal ke lajur debet atau kredit pada buku besar yang bersangkutan. Jika menggunakan buku besar yang ada lajur saldonya maka langsung dihitung saldonya.
3. Catat nomor kode akun ke dalam lajur referensi sebagai tanda jumlah jurnal telah dipindahkan ke buku besar.
4. Catat nomor halaman jurnal ke dalam lajur referensi buku besar setiap pemindahbukuan terjadi.
5. Penjelasan singkat dalam lajur "keterangan" di jurnal, dapat dipindahkan ke lajur yang sama di buku besar. Kebanyakan penjelasan ini dapat diabaikan.

Proses posting dapat digambarkan sebagai berikut:


Keterangan:
Garis putus-putus bertanda panah adalah proses pemindahan.

PENGELOLAAN BUKTI TRANSAKSI

PENGELOLAAN BUKTI TRANSAKSI 

PENGELOLAAN BUKTI TRANSAKSI
A.    PENYIAPAN BUKTI TRANSAKSI
Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk menyiapkan bukti transaksi:
1.    Formulir bukti transaksi
2.    Alat tulis (kertas, pensil, bolpoint, penghapus, penggaris)
3.    Mesin tulis (ketik) manual atau elektronik
4.    Alat hitung seperti mesin hitung manual atau elektronik
B.    ANALISIS BUKTI TRANSAKSI
1.    Karakteristik keabsahan transaksi
Karakteristik atau cirri-ciri keabsahan bukti transaksi adalah memenuhi
a.    Keabsahan formil, dalam arti transaksi dilakukan melalui prosedur formal yang ditunjukkan dalam bukti transaksi dengan tanda tangan pihak-pihak yang terkait dan mempunyai kewenangan untuk melakukan transaksi yang bersangkutan.
b.    Keabsahan materiil, dalam arti perhitungan nilai uang yang terkait dengan transaksi yang bersangkutan dilakukan dengan benar sehingga menghasilkan jumlah uang yang seharusnya.
2.    Kegiatan analisis bukti transaksi
a.    Bukti transaksi suatu perusahaan dibedakan menjadi 2:
·    Bukti intern: bukti transaksi yang dibuat dan dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga yang dijadikan sumber dan dokumen pencatatan oleh perusahaan biasanya lembar kedua (copy), sementara yang asli diserahkan kepada pihak luar yang terkait.
·    Bukti ekstern: bukti transaksi yang diterima perusahaan dari pihak luar yang membuat dan mengeluarkan bukti transaksi yang bersangkutan.
b.    Analisis bukti transaksi meliputi kegiatan:
·    Identifikasi (penentuan) keabsahan fisik bukti transaksi
·    Identifikasi transaksi (transaksi apa) dan meneliti apakah transaksi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan atau tidak.
·    Menentukan kebenaran penghitungan nilai uang.
·    Menentukan kaun-akun buku besar dan jumlah rupiah yang harus di debet dan di kredit sebagai akibat terjadinya transaksi.
C.    PENYIMPANAN BUKTI TRANSAKSI
Pada jurnal dan buku besar, transaksi yang sudah dicatat diarsipkan dengan pengelompokan sebagai berikut:
1.    Kelompok dokumen penjualan kredit, untuk arsip faktur penjualan.
2.    Kelompok dokumen pembelian kredit, untuk arsip faktur faktur pembelian.
3.    Kelompok dokumen penerimaan kas, untuk arsip bukti transaksi penerimaan uang (kas).
4.    Kelompok dokumen pengeluaran kas, untuk arsip bukti transaksi pengeluaran kas.
5.    Kelompok dokumen memorial, untuk arsip bukti transaksi lainnya (transaksi intern).
D.    JENIS-JENIS BUKTI TRANSAKSI
1.    Kuitansi    : bukti transaksi penerimaan uang untuk pembayaran sesuatu.
2.    Cek     :    surat perintah kepada bank dari orang yang menandatanganinya, untuk membayarakan sejumlah uang yang tertulis di dalam cek kepada orang yang namanya ditulis dalam cek.
3.    Bilyet giro    :    surat perintah dari nasabah suatu bank kepada bank yang bersangkutan untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekeningnya ke dalam rekening yang namanya tertulis dalam bilyet giro pada bank yang sama atau pada bank lain.
4.    Faktur    :    bukti transaksi pembelian atau penjualan barang dengan pembayaran kredit
5.    Nota kontan    :    bukti transaksi pembelian atau penjualan tunai.
6.    Nota kredit/debet    :    bukti transaksi penerimaan kembali barang yang telah dijual secara kredit (retur penjualan), atau pengurangan harga faktur karena barang sebagian rusak atau kualitasnya yang tidak sesuai dengan pesanan.
7.    Bukti memorial    :    bukti transaksi intern dalam bentuk memo dari pejabat dalam perusahaan kepada bagian akuntansi, untuk mencatat suatu peristiwa atau keadaan yang sifatnya intern.
II.    PENGELOLAAN BUKU JURNAL
A.    PERSIAPAN PENGELOLAAN BUKU JURNAL
1.    Peralatan yang diperlukan dalam pengelolaan buku jurnal
a.    Bukti transaksi yang telah dinyatakan abash
b.    Buku jurnal baik jurnal umum maupun jurnal khusus
c.    Alat tulis kantor (kertas, pensil, bolpoin, penghapus, penggaris)
d.    Alat hitung baik manual maupun elektronik
e.    Formulir laporan
2.    Identifikasi data transaksi
Data yang harus ada untuk kepentingan akuntansi meliputi:
a.    Nama debitor kepada siapa barang dijual
b.    Jenis, tipe barang yang dijual
c.    Kuantum (banyaknya) satuan barang yang dijual
d.    Harga satuan barang yang dijual
e.    Jumlah rupiah harga barang, PPN dan jumlah rupiah terhutang
B.    PENCATATAN TRANSAKSI DALAM BUKU JURNAL UMUM
1.    Transaksi perusahaan
·    Transaksi-transaksi yang umumnya terjadi dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
a.    Penerimaan setoran modal dari penanam modal (pemilik).
b.    Pembelian peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan aktivitas usaha perusahaan.
c.    Penjualan barang atau jasa.
d.    Penerimaan tagihan (piutang) dari debitor.
e.    Pembayaran hutang kepada kreditor.
f.    Pembayaran beban-beban
·    Transaksi yang menyangkut pihak ekstern perusahaan disebut transaksi ekstern. Sementara trnsaksi dalam bentuk keadaan yang timbul dalam perusahaan dan harus dicatat sehubungan dengan penerapan konsep (azas) akuntansi yang lazim disebut transaksi intern.
2.    Pencatatan transaksi dalam buku jurnal
·    Bentuk standar buku jurnal yang digunakan:
Tanggal    Nomor
Bukti    Akun    Ref    DEBET    KREDIT
·    Mencatat transaksi dalam jurnal adalah mencatat penambahan atau pengurangan saldo akun yang terkait dengan cara mendebet atau mengkredit akun yang bersangkutan.
·    Akun-akun yang digunakan dalam perusahaan dapat dikelompokkan dalam lima kelompok yaitu: aktiva, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban.
·    Posisi akun-akun aktiva dalam neraca adalah debet.
·    Posisi akun-akun kewajiban dan ekuitas dalam neraca adalah di sisi kredit.
·    Sifat akun-akun penghasilan dan beban berhubungan denganpengaruhnya terhadap ekuitas. Akun ekuitas di debet jika terjadi pengurangan dan di kredit jika terjadi penambahan. Terjadinya penghasilan dicatat di sisi kredit akun penghasilan.
·    Pengaruh transaksi terjadinya beban mengakibatkan terjadinya pengurangan terhadap ekuitas. Terjadinya beban dicatat debet akun beban.
3.    Rekapitulasi jurnal umum
·    Posting data jurnal umum bias dilakukan tiap pos jurnalpada tanggal terjadi transaksi, bisa juga secara periodik misalnya tiap hari kerja, tiap akhir minggu atau tiap akhir bulan. Secara periodik, data jurnal untuk suatu periode tertentu dibuat lebih dahulu ikhtisar (rekapitulasi).

MENATA PRODUK

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis dan spesifikasi barang
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian barang dan produk
2. Membedakan kelompok barang
3.Mengidentifikasi karakteristik barang konsumsi
.Materi Pembelajaran
Barang dapat diartikan “sebagai atribut dan secara fisik dapat diraba dalam bentuk nyata”
Produk menurut J.Stanton adalah :”Suatu sifat kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna,harga,prestise perusahaan dan pengecer, serta pelayanan perusahaan yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya”.
Barang-barang dapat dikelompokkan menjadi
1. Kelompok Barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahtreraan konsumen jangka panjang
a. Solutary Product (barang yang bermanfaat)
Barang-barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah, tetapi dapat memberikan manfaat yang sangat tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang. Contoh detergen dengan fosfat sangat rendah

b. Deficient Product (barang yang kurang sempurna)
Barang-barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi, tetapi tetap mempunyai manfaat untuk konsumen. Contoh obat-obatan yang rasanya pahit, tetapi manjur mengobati penyakit

c. Pressing Product (barang yang sifatnya menyenangkan)
Barang-barang yang segera memberikan kepuasan kepada si pembeli, akan tetapui dapat berakibat sangat buruk bagi para pemakai barang tersebut. Contoh rokok, minuman keras, ganja, kokain

d. Desirable Product (barang yang sangat diperlukan)
Barang yang dapat memberikan kepuasan dengan segera dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Contoh makanan dan minuman

2. Kelompok barang menurut tujuan pemakaian
a. Barang konsumsi (Consumer Goods)
Barang yang dibeli untuk dikonsumsi dan didasarkan atas kebiasaan membeli dari konsumen.
Barang konsumsi dapat dibedakan lagi menjadi:
1). Convenience goods (barang kebutuhan sehari-hari)
a). Barang pokok yaitu, barang yang dibeli secara tetap misalnya beras, sabun, pasta gigi

b). Barang impulsive yaitu, barang yang dibeli tanpa perencanaan misalnya permen, coklat , ice

c).barang darurat yaitu, barang yang dibeli atas dorongan kebutuhan misalnya payung di saat hujan

2). Shopping goods (barang belanjaan),
Barang yang pembeliannya perlu dipertimbangkan, harga relative mahal, perbandingan mutu dll misalnya mobil, motor, peralatan rumah tangga, pakaian

3). Speciality goods (barang khusus),
Barang dengan cirri khas yang mampu menarik konsumen dalam berbelanja, misalnya mobil mewah dan gaun malam yang mewah

4). Unsought goods (barang yang tidak dicari)
Barang-barang yang tidak diketahui atau diketahui konsumen namun secara normal tidak berpikir untuk membelinya, missalnya asuransi jiwa, batu nisan dan tanah kuburan

b. Barang industry (Industrial Goods)
Barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri. Konsumen atau pembeli dari barang-barang ini adalah perusahaan, lembaga, organisasi termasuk organisasi non profit atau organisasi yang tidak berorientasi mencari laba.
Barang industri dapat digolongkan menjadi :
1). Bahan dan suku cadang, barang-barang yang seluruhnya masuk dalam produk jadi al:
a) Bahan baku,meliputi barang hasil pertanian, yaitu barang yang dihasilkan dari proses pengolahan tanah dan tanaman misalnya beras, kapas, ternak, buah-buahan dan sayur-sayuran. Dari hasil alam misalnya kayu, minyak bumi, bijih besi

b).Bahan jadi dan suku cadang, meliputi bahan komponen , umumnya masih diolah kembali misalnya benang menjadi kain

2).Barang modal, barang-barang yang sebagian masuk ke hasil barang jadi akhir. Barang ini meliputi :
a). Instalasi, yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan yang dapat digunakan untuk jangka panjang, misalnya tangga berjalan, computer, generator, dan mesin bor

b).Peralatan ekstra (tambahan), yaitu alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi. Peralatan ini terdiri atas peralatan pabrik dan perkakas yang mudah dibawa, misalnya perkakas tangan dan alat pengungkit. Peralatan ekstra juga meliputi peralatan kantor, misalnya mesin tik, mesin teleks dan meja kantor.

3). Pembekalan dan pelayanan (Supplies and services), merupakan padanan dari barang-barang kemudahan di bidang industry karena barang-barang tersebut pada umumnya dibeli dengan usaha minimal dengan dasar pembelian kembali.
a). Pembekalan operasional, misalnya batu bara, pita mesin tik, tinta printer dan minyak pelumas

b). jasa nasihat bisnis, konsultasi bisnis manajemen dan biro iklan


Karakteristik Barang Konsumsi
No Karakteristik Barang Konsumsi Convenience Goods Shopping Goods Speciality Goods
1 Waktu dan tenaga yang dikeluarkan Sangat sedikit Banyak sekali Mungkin membeli di too terdekat atau jauh
2 Waktu untuk merencanakan pembeli Sangat sedikit Banyak sekali Banyak sekali
3 Penawaran kebutuhan Dengan segera Relatife lama Relatif lama
4 Apakah ada pembandingan kualitas dan harga Tidak Ya Tidak
5 Harga Rendah Tinggi Tinggi
6 Frekuensi pembelian Sering Jarang Jarang
7 Penting/tidak penting Tidak penting Sering sangat penting Tidak dapat dilihat secara umum

Desain penataan Produk
Kompetensi Menginterpretasikan Perencanaan Visual Penataan Produk
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis dan spesifikasi barang
Indikator : Mengidentifikasi barang-barang supermarket
Materi Pembelajaran
Barang supermarket meliputi departemen-departemen berikut ini :
A. Departemen Food
1. Milk dan milk product (susu untuk bayi sampai dewasa)

2. Biscuits (sejenis wafer dan cracker)

3. Drink (jenis minuman berenergi, obat, soda atau jus)

4. Canned food (makanan yang diawetkan dalam kaleng, seperti sarden, corned)

5. Snack (makanan ringan, termasuk hasil industry rumah tangga, misalnya kerupuk, kacang-kacangan)

6. Seasoning (aneka macam bumbu masak local, nasional dan internasioal)

7. Local basic (Sembilan bahan pokok seperti beras, telor, minyak dsbnya)

8. Bakery (seperti roti tawar, roti manis)

9. Baking needs (jenis-jenis bahan untuk pembuatan kue, seperti ovelet, pernifan,TBM)

10. Candies dan chocolate (permen dan coklat)

11. Noodles (mie dan jenis-jenisnya)

12. Breakfast (untuk sarapan minum, sepertui kopi, tea,sereal)

13. Cooking oil (minyak goreng seperti, Sania,Bimoli, Avena)

14. Syrup (minuman sari buah, seperti sirup ABC, Marjan )

15. Dry goods (makanan yang diawetkan dengan cara dikeringkan seperti ikan asin, kacang tanah, kacang kedelai)

16. Cigarette (rokok)

B. Departemen Non food
1. Hair care (aneka bahan untuk perawatan rambut, seperti sampo, minyak rambut)

2. Body care (aneka bahan untuk perawatan tubuh, seperti sabun mandi, hand and body)

3. Skin care (aneka bahan untuk perawatan kulit, misalnya obat jerawat, pelembab, pemutih)

4. Mouth care (aneka bahan perawatan gigi, seperti pasta gigi, sikat gigi, obat kumur seperti laserin)

5. Cleaning aid (aneka bahan untuk pembersih dan pengharum lantai, pembersih pakaian)

6. Insect killer (pembunuh serangga )

7. Air freshness (pengharum ruangan)

8. Tissue and piper product (aneka tisu dan kelengkapan wanita,misalnya tisu passeo, nice)

9. Kosmetik tradisional (aneka kosmetik tradisional,misalnya alat lulur, sabun lulur) dan kosmetik internasional (Mirabella, olay, masker)

10. Obat-obatan (aneka obat yang tidak dimakan, seperti handsaplast, bethadine)

C. Departemen House Hold
1. Electrical (peralatan yang menggunakan listrik, misalnya magic jar, setrika)

2. Party wear (perlengkapan pesta, misalnya piring kertas, sendok plastic, gelas plastic)

3. Seasonal goods (barang musiman seperti payung dan jas hujan)

4. Luggage (tas dan koper)

5. Hard ware (perlengkapan untuk bengkel, seperti palu, tang)

6. Souvenir (barang pajangan, hiasan, dan cendera mata, misalnya jam)

7. Plastic ware (perlengkapan rumah tangga dari bahan plastic)

8. Kitchen ware (perlengkapan dapur, seperti kompor, wajan)

9. Melamine ware (perlengkapan yang terbuat dari melamin seperti piring, sendok, garpu)

10. Cleaning equipment (perlengkapan kebersihan, seperti sapu lantai, sapu pel, keset)

11. Glass ware (perlengkapan dari kaca atau beling, misanya gelas, piring, cangkir)

12. Cotton goods (kain katun, misalnya celana dalam dan kaos dalam)

D. Departemen Toys
Sebuah sarana atau tempat/barang-barang yang disediakan khusus untuk anak-anak.
1. Soft toys (mainan yang lembut untuk perempuan)

2. Battered operated toys for boys (aneka perlengkapan mainan anak laki-laki, seperti mobil-mobilan, pistol-pistolan robot-robotan)

3. Battered operated toys for girls (aneka perlengkapan mainan anak perempuan, seperti boneka, alat untuk masak-masakan)

4. Games (permainan tradisional dan internasional, misalnya ular tangga, bola basket, dan catur)

5. Education toys the other (aneka mainan untuk pendidikan, misalnya catur, scrabel/ main menyusun huruf, leggo/mainan membuat kontruksi jembatan, rumah, gedung)

E. Departemen Stationary (meliputi semua peralatan tulis dan kantor)
1. Pensil
2. Penghapus
3. Penggaris
4. Perkengkapan computer
5. Perlengkapan mesin ketik

F. Fresh Food
1. Vegetable (sayuran)
a. Sayuran daun
b. Sayuran buah
c. Sayuran bunga
d. Sayuran umbi
e. Sayuran akar
f. Sayuran beku
g. Jamur

2. Fresh Fruit (buah)
a. Buah local, yaitu buah-buahan dari dalam negeri, jeruk tebas, salak yogya,
Salak Yogya ,Apel Malang ,Mangga Manalagi, Jeruk Tebas, Nanas Subang

b. Buah Import, yaitu buah-buahan yang berasal dari luarnegeri
Kurma Arab ,Apel Fuji, Durian Montong, Jeruk Mandarin

3. Fresh Meat (Daging)
Daging Ayam
Daging Sapi
Ikan
Udang

4. Dairy Product (produk susu dan produk yang erasal dari pengolahan susu)
a. Dairy local , susu cap kuda liar Sumbawa
b. Dairy internasional,
Yogurt, butter ,Keju

5. Frozen, barang-barang yang dibekukan
a. Daging beku
b. Sayuran
c. Chicken nugget
d. Ice cream


Kompetensi Dasar : Persyaratan desain penataan produk diidentifikasi
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian display
2. menyebutkan tujuan display
3. Mengidentifikasi macam-macam display produk
Pengertian Display menurut William J.Shultz : “Display consius of simulating customers attention and interest in a product or a store, and desire to buy the product or patronize the store, through direct visual appeal” . (Display adalah suatu cara mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung)
Tujuan display :
1. Attention dan interest customer
Untuk menarik perhatian para pembeli dilakukan dengan cara menggunakan warna-warna, lampu-lampu dsbnya.
2. Desire dan action customer
Untuk menimbulkan keinginan memiliki barng-barang yang dipamerkan di toko tersebut, setelah masuk ke toko, kemudian melakukan pembelian.
Prinsip display adalah bagian dari promosi yang mampu memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang besar dalam meningkatkan volume penjualan barang di toko-toko tersebut
5 hal yang mendorong kita untuk membuat display, menurut Herbert N. Casson
a. Kecenderungan ilmu dagang dewasa ini mengarah kepada penjualan yang berdasarkan penglihatan
b. Pertunjukkan terbukti lebih efektif daripada percakapan
c. Sedikit sekali pelayan toko/pramuniaga yang terlatih atau professional
d. Pemasangan iklan di suart-surat kabar telah menjadi hal yang biasa dan mahal biayanya
e. Dengan pemajangan di etalase, kita mendekati calon pembeli dengan ongkos yang lebih murah dalam suasana jual beli dan dengan cara yang seefektif mungkin
3 hal yang menuntut suatu display harus selalu trendy :
a. Lambat laun orang yang melihatnya akan merasa bosan
b. Barang-barang yang dipajangkan akan rusak karena sinar matahari dan tampak lusuh dan kotor
c. Serolah-olah nampak statis keadaannya.
3 faktor yang mempengaruhi perubahan suatu display :
a. Selling the store, merupakan upaya untuk menciptakan imajinasi (image dan personality toko melalui pendisplayan barang-barang. Sehingga seluruh bagian dari toko ada kontak dengan customer atau dapat diterima
b. Adanya konsistensi
c. Visual Merchandise, bahwa keadaan toko itu sendiri merupakan suatu faktor yang mempengaruhi customer sendiri seperti jalan-jalan (sisle), counter, sign dll.


8 Visual merchandise yang harus di wujudkan dalam display
a. Unik
b. Dramatis
c. Menyenangkan
d. Sesuai dengan kultur
e. Mjudah dimengerti
f. Menunjukkan penggunaan
g. Mengundang kreativitas
h. Menciptakan traffic konsumen

Pendisplayan yang baik, teliti dan teratur akan memberikan lima kemudahan bagi konsumen maupun pihak perusahaan, yaitu :
a. Mudah untuk dimengerti
b. Mudah untuk dilihat
c. Mudah nenilih
d. Mudah diambil dan diletakkan kembali
e. Mudah dirapikan

Manfaat display bagi pihak perusahaan
a. Meningkatkan penjualan
b. Meningkatkan store image
c. Meminimumkan out of stock (barang yang kosong)
d. Mengidentifikasi laku tidaknya suatu produk

Macam-macam display produk

1. Window Display
Memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu harga, simbol-simbol, dan sebagainya di bagian depan toko, yang disebut etalase. Calon konsumen yang lewat di depan toko diharapkan akan tertarik dengan barang-barang tersebut dan ingin masuk ke dalam toko
window display.

Tujuan Window display
a. Untuk menarik perhatian konsumen yang lewat
b. Menyatakan kualitas yang baik atau harga yang murah sebagai cirri khas dari toko
c. Memancing perhatian terhadap barang-barang istimewa yang dijual di toko
d. Untuk menimbulkan impulse buying (dorongan seketika)
e. Agar menimbulkan daya tarik terhadap keseluruhan suasana toko

2. Interior display
Memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu-kartu harga, dan poster-poster di dalam toko. Pemajangan dapat dilakukan di lantai, meja, dan rak-rak.
Beberapa macam Interior display :

a. Open display
Barang-barang dipajangkan pada suatu tempat terbuka sehingga dapat dihampiri dan dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuan petugas pelayanan,
Termasuk open display
Self display penataan barang yang diletakkan di atas lantai
Island display penataan barang yang menyerupai pulau-pulau

b. Closed display
Barang dipajangkan dalam suasana tertutup, barang-barang tersebut tidak dihampiri dan dipegang atau diteliti oleh calon pembeli,kecuali atas bantuan petugas pelayanan. Hal ini bertujuan untuk melindungi barang dari kerusakan, pencurian dsbnya.

c. Architectural display
Memperlihatkan barang-barang dalam penggunaannya, misalnya di ruang tamu, dikamar tidur, di dapur dengan perlengkapannya. Cara ini dapat memperbesar daya tarik karena barang-barang dipertunjukkan secara realistis.

3. Exterior display
Penataan yang dilaksanakan dengan memajankan barang-barang di luar toko, mis pada saat obral dan pasar malam. Fungsi dari display ini adalah :
a. Memperkenalkan suatu produk secara cepat dan ekonomis
b. Membantu para produsen menyalurkan barang-barangnya dengan cepat dan ekonomis
c. Membantu mengkoordinasikan advertising dan merchandising
d. Menyebabkan adanya kontinuitas skema dan tema warna dari pembungkus
e. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, mis pada hari raya, ulang tahun dsbnya.

Beberapa hal yang juga perlu diperhatikan dalam display
1. Store design dan decoration
Tanda-tanda yang berupa diantaranya, simbol-simbol,lambing-lambang, poster-poster,gambar-gambar,bendera-bendera,semboyan-semboyan.Tanda ini diletakkan di atas meja, atau digantung di dalam toko, yang tujuannya untuk membimbing calon pembeli kea rah barang dagangan dan member I keterangan kepada mereka tentang penggunaan barang-barang tersebut. Decoration pada umumnya digunakan dalam rangka peristiwa khusus, seperti penjualan pada saat hari raya, natal dan tahun baru

2. Dealer display
Penataan yang dilaksanakan dengan cara wholesaler yang terdiri atas simbol-simbol dan petunjuk-petunjuk tentang penggunaan produk, ini juga menjadi peringatan kepada petugas penjualan agar mereka tidak memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ada dalam gambar tersebut.

3. Wall display (pajangan di rak dinding)
Digunakan untuk mengarahkan arus pengunjung

4. Floor display (pajangan barang di lantai)
Umumnya dibagian depan kasir atau gang tengah yang sering dilewati pengunjung

5. Sampling display (barang-barang pajangan untuk contoh)
Ideal untuk produk-produk baru yang umumnya berupa makanan (untuk dicicipi) tujuannya untuk meningkatkan penjualan

6. Theme display (pajangan untuk barang yang dipromosikan)
Untuk mempromosikan sekelompok produk tertentu disatu masa (event)

7. Showcase display (pajangan di lemari kaca)
Untuk barang kecil tapi berharga atau untuk barang-barang mahal

SOP Penataan Produk dari suatu Perusahaan
Kompetensi Menginterpretasikan Perencanaan Visual Penataan Produk
Kompetensi Dasar : Standar penataan produk perusahaan diaplikasikan sesuai perencanaan
Indikator : 1. Mengidentifikasi label produk supermarket
2. Mengidentifikasi merk produk supermarket
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat Mengidentifikasi Label produk supermarket
2. Siswa dapat Mengidentifikasi merk produk supermarket

A. Label Produk
Label yaitu : Setiap keterangan mengenai bentuk gambar, tulisan, kombinasi dari keduanya atau bentuk lain yang disertakan/ dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada atau merupakan bagian dari kemasan
Pencantuman Label dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mudah lepas dari kemasannya, tidak mudah luntur atau rusak, serta terletak pada bagian kemasan yang mudah untuk dilihat dan dibaca.
Label produk berisikan keterangan mengenai
a. nama produk;
b. daftar bahan yang digunakan;
c. berat bersih atau isi bersih;
d. nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan ke dalam wilayah Indonesia;
e. tanggal, bulan, dan tahun kadaluarsa.
Terdapat 3 (tiga) macam label menurut Stanton (1994), yaitu,
Pertama, Brand Label. Label ini memuat merk, gambar, atau produsen dari produk yang dicantumkan dalam kemasan produk. Informasi tersebut penting bagi konsumen sehingga mereka dapat membedakan suatu produk dengan produk lainnya.
Kedua, Descriptive Label. Label ini memberikan informasi mengenai bahan baku, persentase kandungan, nilai kalori/gizi, cara penggunaan/konsumsi, tanggal pembuatn, tanggal kedaluarsa dll.
Ketiga, Grade Label. Label ini menginformasikan kepada konsumen tentang penilaian kualitas produk.
sistem labeling di bidang ritel adalah identifikasi pada produk yang dijual (SKU) atau PLUs, salah satunya adalah Shelfing (Price Tag) yang menempel di rak.
di Indonesia sering sekali terjadi perubahan harga dalam waktu yang tidak begitu lama rangenya sehingga mengakibatkan seringnya kita mengganti label harga yang menempel di produk, oleh karenanya pelaku usaha eceran tidak perlu menempel label harga satu persatu di produk melainkan informasi tersebut cukup di tempel di rak saja.
Berikut ini salah satu pengaturan layout dan informasi yang perlu dicantumkan di label / tag rak:

informasi detil utk mengetahui spesifikasi dan perlakuan untuk produk sehingga cukup mudah difahami oleh calon pembeli produk

Pengaturan tata letak informasi harga pada ritel
selama ini masih sangat jarang ditemukan informasi selengkap ini pada toko toko ritel di Indonesia pada umumnya, mungkin alasan utama adalah biaya dan kurang dianggap berguna bagi pelanggan dikarenakan pelanggan sendiri tidak faham hal ini sehingga menjadi mubazir nantinya


B. Pengertian Merek / Merk / Brand
Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.
Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lian diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.
Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :
1. Contoh brand name (nama) : nintendo, aqua, bata, rinso, kfc, acer, windows, toyota, zyrex, sugus, gery, bagus, mister baso, gucci, c59, dan lain sebagainya.

2. Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol sayap pada motor honda, gambar jendela pada windows, gambar kereta kuda pada california fried chicken (cfc), simbol orang tua berjenggot pada brand orang tua (ot) dan kentucky friend chicken (kfc), simbol bulatan hijau pada sony ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari.

3. Contoh trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald pada restoran mcdonalds, si domar pada indomaret, burung dan kucing pada produk makanan gery, dan lain sebagainya.

C. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Merek
1. Manufacturer Brand
Manufacturer brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya seperti soffel, capilanos, ultraflu, so klin, philips, tessa, benq, faster, nintendo wii, vit, vitacharm, vitacimin, dan lain-lain.

3. Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh distributor atau pedagang dari produk atau jasa seperti zyrex ubud yang menjual laptop cloud everex, hipermarket giant yang menjual kapas merek giant, carrefour yang menjual produk elektrinik dengan merek bluesky, supermarket hero yang menjual gula dengan merek hero, dan lain sebagainya.

- Ada juga produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan tanpa menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk lain baik dari produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur, minyak goreng curah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir curah, bunga, tanaman, dan lain sebagainya.
D. Strategi Merek / Merk (Brand Strategies)
Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek sebagai berikut di bawah ini
1. Individual Branding / Merek Individu
Individual branding adalah memberi merek berbeda pada produk baru seperti pada deterjen surf dan rinso dari unilever untuk membidik segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada wings yang memproduksi deterjen merek so klin dan daia untuk segmen pasar yang beda.
2. Family Branding / Merek Keluarga
Family branding adalah memberi merek yang sama pada beberapa produk dengan alasan mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal mesyarakat. Contoh famili branding yakni seperti merek gery yang merupakan grup dari garudafood yang mengeluarkan banyak produk berbeda dengan merek utama gery seperti gery saluut, gery soes, gery toya toya, dan lain sebagainya. Contoh lain misalnya yaitu seperti motor suzuki yang mengeluarkan varian motor suzuki smash, suzuki sky wave, suzuki spin, suzuki thunder, suzuki arashi, suzuki shodun ,suzuki satria, dan lain-lain.

SOP Penataan Produk dari suatu Perusahaan
Kompetensi Menginterpretasikan Perencanaan Visual Penataan Produk
Kompetensi Dasar : Standar penataan produk perusahaan diaplikasikan sesuai perencanaan
Indikator 1. Mengidentifikasi display produk supermarket
2. Mengidentifikasi peralatan display supermarket
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat Mengidentifikasi display produk supermarket
2. Siswa dapat Mengidentifikasi peralatan display produk supermarket
A. Display Produk
Display Produk adalah suatu tindakan menampilkan, menaruh, meletakkan produk pada suatu tempat sedemikian rupa sehingga menarik perhatian
Yang perlu dilakukan dan dijalankan untuk penataan produk swalayan
a.Produk ditempatkan sesuai departemennya
b. Pengaturan produk sesuai dengan lalu lintas konsumen
c. Rotasi produk harus sesuai dengan expire datenye
d. Pengaturan horizontal/vertical
e. Facing Jumlah tier produk sesuai dengan market share

Lima cara Pendisplayan
a. Letakkan barang sesuai ukuran yg berat/besar di bawah
b. Usahakan untuk meletakkan barang dengan tinggi yang sama
c. Facing produk mengahadap ke depan/muka
d. Usahakan tinggi tiap jalur sama ( top sky line)
e. Gunakan Eye tecniquel eye catching dan colour breaking


B. Peralatan Display barang supermarket

1 Gondola, yaitu peralatan display yang terdiri atas shelving atau rak panjang
2 Chelving, yaitu alat pemajangan yang merupakan bagian dari gondola yang biasa disebut rak
3 Wagon, yaitu boks besar untuk menyimpan produk yang sedang promo atau diskon
4 End Gondola, yaitu gondola akhir yang paling ujung dan untuk disewakan
5 Showcase, yaitu alat pajang berupa etalase untuk penjualan daging segar, sosis, dairy dsb.
Showcase digunakan untuk produk yang expire datenye pendek

6 Showcase chiller, tempat pemajangan buah, daging, sayur, dairy dsb
7 Frozen island, yaitu sarana panjang untuk produk beku, seperti ice cream, chicken nugged, sayuran dan sebagainya

8 Single hook, berupa gantungan, biasanya untuk pemajangan produk seperti sikat gigi, snack, sosis dsb

9 9). Hambalan, yaitu kayu yang letaknya di bawah sebagai dasar untuk peralatan display

Kompetensi Dasar : Standar penataan produk perusahaan diaplikasikan sesuai perencanaan
Indikator :
 1.Menjelasdkan tentang peralatan pendukung pen-display-an produk supermarket
2.Mengidentifikasi peralatan pendukung pen-display-an produk supermarket
3.Mendemontrasikan cara penataan produk supermarket
II.Materi Pembelajaran
A. Istilah dan perlengkapan display produk supermarket
1. SKU, keterangan yang Menunjukkan nama produk, harga, nomor, PLU produk.

2. BAY, yaitu susunan pemajangan produk di rak satu bariskebawah
3. TIER, yaitu barisan pemajangan produk ke belakang, pemajangan dalam satu rak biasanya terdiri atas beberapa tier

4. Face, yaitu pemajangan produk tampak muka harus menghadap ke depan, jangan terbalik, miring dsbnya

5. POP (point of purchase), yaitu keterangan mengenai nama produk, harga, ataupun sarana bantu promosi penjualan, yang merupakan suatu himbauan yang ditujukan kepada pembeli agar timbul keinginan untuk membeli

6. Floor display, pemajangan pada lantai

7. COC (check on counter), yaitu pemajangan produk yang menempel di depn kassa


8. PLU (Price Look Up Unit), yaitu nomor identitas barang yang berfungsi untuk pencatatan komputerisasi

9. Piramid, yaitu hambalan yang terdiri atas dus tingkat untuk pemajangan floor display

10. Troly, yaitu keranjang dorong untuk membawa barang bagi konsumen


B. Cara penataan produk supermarket

1). Barang supermarket yang akan ditempatkan hendaknya berurutan terdiri atas beberapa jenis barang, antara lain :
a). Barang yang sangat dibutuhkan oleh konsumen
b).Barang yang sama dan efisien penggunaannya
c).Barang yang sedang trend
d).Barang yang berkualitas baik
e).Barang yang berprestige

2). Brand blocking secara vertical
Penempatan barang supermarket yang sejenis berderet kea rah vertical atau atas bawah dan merk barang juga harus terlihat dibagian muka secara vertical. Penempatan barang secara vertical berarti menempatkan barang :
a). dari atas ke bawah secara sistematis
b).disusun sesuai jenis dan klasifikasinya
c).barang disusun berdasarkan ukuran, dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya
d).warna barang disusun dari warna muda sampai warna tua atau sebaliknya
e).harga barang diletakkan dari harga murah ke harga mahal atau sebaliknya
f).barang disusun dari atas ke bawah atau sebaliknya menurut jenis, kategori, bentuk dan sifatnya

Penempatan barang dagangan secara vertical dapat dilakukan di berbagai display, seperti :
a). Shelving (rak)
Rak barang biasanya digunakan untuk barang dagangan sehari-hari, misalnya pasta gigi, sabun mandi, sabun cuci, sampo dsbnya
D eodorant Sikat gigi Pasta gigi sampo Sabun mandi
Deodorant Sikat gigi Pasta gigi Sampo Sabun mandi
deodorant Sikat gigi Pasta gigi sampo Sabun mandi
b) Gondola
Merupakan jenis rak barang yang bentuknya memiliki dua muka dan masing-masing mempunyai fungsi yang sama dan digunakan untuk menempatkan barang berupa makanan dan minuman dalam satu kemasan dapat berdiri seperti susu kemasan, susu kotak, dsbnya.

3). Brand blocking secara horizontal
Penempatan barang supermarket satu jenis berderet horizontal dari arah kiri ke kanan atau arah melebar dan merk barang harus dapat terlihat dari depan. Cara penempatan barang ini di supermarket jarang digunakan karena tidak efisien karena sangat sulit di jangkau oleh calon pembeli.

Kelemahan penempatan barang dagangan secara horizontal adalah :
a). pelanggan mondar-mandir untuk mencari barang yang diperlukannya
b). memberikan kesan bahwa terbatasnya barang yang dijual
c). Barang yang dilihat dan dijangkau pembeli terbatas
d). Memberikan kesan yang tidak beraturan

Pasta gigi Pasta gigi Pasta gigi Pasta gigi Pasta gigi
sabun sabun sabun sabun Sabun
sampo sampo sampo sampo sampo

MELAKUKAN NEGOISASI

Melakukan Negosiasi

PENDAHULUAN

A. Pengertian Negosiasi.
Sejak manusia dilahirkan telah memiliki kemampuan melakukan negosiasi. Dalam segi kehidupan setiap orang secara tidak sadar telah melakukan negosiasi setiap hari. Dalam kegiatan di kantor, di sekolah dan di rumah tangga ( keluarga ). Hanya saja kemampuan menerapkan negosiasi tersebut satu dengan lainnya memiliki kemampuan yang berbeda. Kemampuan bernegosiasi ini dapat diperhatikan dalam hubungan pergaulan ditengah masyarakat.
Demikian pula dalam kegiatan dunia dagang sangat diperlukan negosiai atau hubungan usaha sangat besar pengaruhnya dalam meningkatkan kemajuan usaha dan keuntungan.oleh karena itu, setiap pelaku penjual harus memiliki kemampuan mela-kukan negosiasi. Kunci sukses seorang petugas penjual ( wiraniaga ) dalam bidang perdagangan tidak hanya menyangkut masalah bagaimana membujuk calon pe-langgan mau mengambil keputusan membeli barang atau jasa, tetapi juga bagaimana dapat menimbulkan kesan baik kepada orang lain selama melakukan hubungan. Ne-gosiasi tidak akan dapat berjalan baik, apabila salah satu pihak tidak ada menaruh rasa simpati.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, sangat jelas ditegaskan bahwa pengertian negosiasi adalah perundingan dan atau penutup suatu perjanjian. Menurut Alan N. Shcoonmeker, memberi pengertian negosiasi adalah suatu metode untuk mencapai perjanjian dengan unsur-unsur koperatif maupun kompetitif. (Drs. S. Adli Nur : Analisa Pasar untuk Pengadaan Barang. 1996 : 66). Pengertian memiliki metode adalah adanya rangkain kegiatan yang harus diikuti secara sistematis yang telah ditentukan. Sedang pengertian koperatif adalah adanya keinginan dari kedua belah pihak untuk mencapai kata sepakat dan diterima secara bersama.
Tanpa adanya keinginan dari kedua belah pihak, jangan harap akan terjadi negosiasi. Kompetitif lahir setelah adanya keinginan bersama untuk mencapai sepakat dengan hasil terbaik dari masing-masing pelaku negosiasi yang dapat menguntungkan usahanya.



B. Ciri-ciri Negosiasi.
Dalam praktek, keterampilan bernegosiasi bukan hanya dilakukan pada saat menual barang dan jasa, tetapi juga diperlukan pada saat membeli barang dan jasa dari produsen atau penjual. Kemampuan bernegosiasi mutlak dilakukan oleh pelaku dagang, seperti : makelar, komisioner, agen dan wiraniaga sebagai petugas penjual
Dewasa ini sudah semakin banyak para penjual yang menawarkan sejumlah pro-duk sejenis dengan merk berbeda. Sehingga petugas penjual harus mampu membangkit-kan minat calon pelanggan terhadap produk yang ditawarkan. Kemampuan membangkitkan minat calon pelanggan, berarti memiliki kemampuan berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi inilah yang disebut dengan bernegosiasi. Sebab petugas penjual dengan calon pelanggan harus mencapai persetujuan dalam perundingan tentang harga, syarat penyerahan dan syarat pembayaran barang. Sehingga penjual memperoleh sejumlah pesanan dari calon pelanggan, tanpa harus mengeluarkan biaya lebih besar yang dapat mempengaruhi keuntungan perusahaan. Dengan demikian kebutuhan akan pengetahuan bernegosiasi, saat ini merupakan kebutuhan penting dalam kegiatan bisnis, termasuk memasarkan barang di toko dan diluar toko.
Adapun ciri-ciri negosiasi dapat disebutkan seperti berikut ini :
 Pelaku negosiasi minimal dilakukan oleh dua orang atau kelompok.
 Kedua belah pihak saling memiliki kepentingan yang sama.
 Minimal kedua belah pihak pernah melakukan hubungan kerjasama.
 Mempunyai tujuan yang sama.
 Aktivitas umumnya melibatkan presentasi yang berifat penawaran dan permin-taan diantara kedua orang atau kelompok.


C. Bentuk Perundingan atau Negosiasi.
Negosiasi dapat dilakukan oleh petugas penjual di dalam toko dan diluar toko dengan lakukan mengunjungi calon pelanggan. Negosiasi atau perundingan yang dilakukan oleh petugas penjual, umumnya langsung membawa objek dagangan. Se-dang negosiasi tingkat atas umumnya dilakukan oleh para maneger atau petugas khusus yang dihunjuk oleh pimpinan perusahaan. Pembahasan perundingan yang akan dilakukan oleh petugas penjual, akan dibahas pada topik berikutnya.
Sebelum melakukan negosiasi, manager atau petugas yang diutus, sebelumnya harus diperiapkan dengan baik. Hal ini menyangkut nama baik usaha yang akan diba-wakan petugas negosiasi kepada perusahaan lain. Mengapa petugas negosiasi perlu dipersiapkan dengan matang ? Pemahaman ini diperlukan untuk mengetahui watak atau sifat lawan negosiasi, memahami batas kepentingan yang harus diperjanjikan sebagai penguasaan materi perundingan dan pemilihan waktu yang tepat untuk mela-kukan perundingan atau negosiasi. Dengan mengetahui watak atau sifat lawan nego-siasi dan batas kepentingan, kita dapat dapat menentukan langkah-langkah mengha-dapi lawan negosiasi dengan baik. Perlu diingat bahwa selama melakukan perundi-ngan harus menghindarkan perdebatan yang sifatnya menyudutkan lawan perundi-ngan atau negosiasi kita. Sehingga hasil perundingan atau negosiasi dapat me-muaskan kedua belah pihak ( win-win solution ) yang saling menguntungkan.
Menurut Bob Waworuntu, ada beberapa panduan yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses perundingan atau negosiasi, yaitu :
 Pelajari isu yang akan dihadapi secara objektif.
 Tentukan luasnya objek pembicaraan.
 Tentukan pembicaraan yang harus ditangani.
 Beri kesempatan kepada lawan negosisasi untuk menyatakan setuju atau tidak setuju berikut dengan alasan.
 Jangan menyela pembicaraan lawan negosiasi, sekalipun perundingan tidak setuju. Jika mereka marah, jangan ambil hati dan biarkan mereka mengeluarkan kata-kata dari dalam hatinya dan tidak perlu menantang dalam bentuk emosi.
 Setiap argument atau penjelasan lawan perundingan harus diterima dan dipa-hami dengan baik sambil memperhatikan hal-hal seperti berikut :
o Bahasa badan, seperti air muka, sikap badan dan gerakan badan.
o Ketegangan yang ditunjukkan.
o Bila menekan pad hal-hal tertentu.
o Sikap bermusuhan tanpa alasan.
Sumber : Drs. S. Adli Nur : Analisa Pasar untuk Pengadaan Barang. 1996 : 68

D. Unsur-Unsur Negosiasi.
Dalam kegiatan perundingan tentu masing pihak sudah mempersiapkan diri masing-masing setiap presentasi dan jawaban yang diberikan. Kesepakatan adalah tujuan yang diharapkan oleh kedua belah pihak.
Dibawah ini akan dibicarakan unsur-unsur perundingan yang dilakukan para maneger atau petugas khusus yang dihunjuk oleh pimpinan perusahaan, yaitu :
 Negosiator atau juru runding.
Setiap pelaku negosiasi harus dipersiapkan sebaik mungkin demi kelancaran se-lama perundingan dilakukan. Persiapan ini meliputi kemampuan pengetahuan bidang perundingan, sikap negosiator dan keterampilan dalam melakukan pe-rundingan.
Adapun kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diharapkan adalah seperti berikut :
o Memiliki kewenangan dalam melakukan tugas perundingan dan me-ngambil keputusan.
o Memiliki wawasan luas dalam bidang yang akan dibicarakan.
o Terampil dalam melakukan perundingan.
o Berkemampuan dalam berbicara dan berbahasa yang baik dalam me-nyampaian ide.
o Memiliki sikap dan penampilan yang baik.
o Mempunyai rasa percaya diri kuat.
o Komit atau tegas dalam tiap pembicaraan.
o Mampu mengendalikan emosi dan memelihara hubungan baik.

Sebelum juru runding ditugaskan, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan demi tercapainya kesuksesan perundingan. Mengingat lawan rundingan belum dapat diketahui kekuatan dan kelemahannya, sekalipun gambaran awal sudah dapat dipahami secara abstrak. Untuk itu, perlu persiapan matang dalam mela-kukan strategi perundingan. Adapun bentuk penyusunan strategi perundingan adalah seperti berikut :

o Perlunya memahami sifat, karakter, kekuatan dan kelemahan dari pihak lawan perundingan.
o Tetapkan target minimum dan maksimum yang akan dicapai untuk dapat diterima.
o Gaya dalam melakukan perundingan untuk mempermudah presentasi dengan baik.
o Apabila diperlukan membentuk team perundingan dapat dilakukan menurut jumlah ideal.
o Memahami permasalah yang akan dirundingkan.

 Materi perundingan.
Tidak selama perundingan dapat membuahkan hasil yang diharapkan. Hal ini dapat terjadi dengan melihat kemampuan yang dimiliki juru runding yang diutus, penguasaan materi pembicaraan atau keadaan lawan runding belum siap atau membatalkan perjanjian. Namun demikian setiap juru runding sudah harus dapat menguasai materi pembicaraan secara seksama dari setiap yang akan dibicarakan. Untuk memudahkan pemahaman tentang hal-hal apa yang berhu-bungan dengan penguasaan materi perudingan, dapat dipahami dengan menga-jukan enam pertanyaan, seperti berikut :
o Apa yang akan dibicarakan.
Hal ini menyangkut materi pembicaraan, misalnya tentang kontrak hubungan kerja untuk mendapatkan mitra usaha, sperti PT. Telkom daerah pelayanan telekomunikasi Medan melakukan hubungan kerjasama dengan CV. Karya Dwi Utama – Medan, dalam hal kerjasama pemasangan instalasi telepon kabel.
o Siapa saja yang akan diutus sebagai juru runding.
Pimpinan atau maneger perusahaan harus menetapkan jumlah petugas nego-siator untuk diutus sebagai perwakilan. Apa bila dilakukan perwakilan, maka kepadanya perlu diberikan batas wewenang untuk mendapatkan kesepakatan. Memberikan materi perundingan.
o Siapa dan bagaimana karakteristik lawan negosiasi yang dihadapi.
Hal ini sangat perlu untuk mengetahui siapa dan bagaimana sebenarnya ka-rakteristik lawan negosiasi yang dihadapi. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran orang yang akan dihadapi, sehingga memudahkan cara melakukan hubungan.
o Mengapa perundingan itu harus dilakukan.
Dalam hubungan dagang jual beli, tidak selama mulus terlaksana. Artinya bidang pekerjaan tertentu kalau tidak dicari, maka kita tidak akan men-dapatkan hasil. Jadi perundingan dilakukan setelah melihat intensitas yang dapat menguntung perusahaan.
o Kapan perundingan itu harus dilakukan.
Perundingan perlu diperhatikan waktu tepat, apakah sudah dihubungi ter-lebih dahulu lawan negosiasi atau sedang akan direncanakan dan berapa lama perundingan itu harus dilakukan. Masa penetapan perundingan amat perlu dipertimbangkan dengan matang, agar kedua belah pihak memiliki pewrsiapan dengan baik.
o Bagaimana sebaiknya perundingan itu dapat dilakukan.
Untuk menciptakan perundingan yang baik, perlu juga memikirkan ba-gaimana dan dimana perundingan itu dilakukan. Bagaimana mengatasi pe-rundingan kalau terjadi kebuntuan dari masing-masing pihak dan apa solusi yang harus dilakukan, apakah harus menunda untuk mendapat kesepakatan berikutnya ? semua ini harus perlu dipelajari dengan baik. Perundingan dapat dilakukan dengan cara mengunjungi pihak lawan negosiasi dimana perusahaan mereka berada. Juga dapat dilakukan dengan cara mengundang disebuah hotel atau restoran agar pembicaraan dapat terlaksanan dengan santai dan penuh keakraban.
 Strategi dan Taktik Negosiasi atau Perundingan.
Maksud dari pada strategi adalah rencana alur kegiatan perundingan. Strategi perundingan merupakan bagaimana melakukan pendekatan kepada lawan perundingan untuk men-dapatkan kesepakatan dari masing-masing pihak untuk tujuan tertentu. Sedangkan taktik merupakan pola pendekatan akan dilakukan agar proses pe-rundingan dapat berjalan dengan baik.
Setelah memahami penyusunan negosiasi atau pe-rundingan, maka langkah selanjutnya yang penting diperhatikan melakukan negosiasi atau perundi-ngan. Negosiasi atau perundigan, prosesnya tidak semudah kita banyangkan, sebab keduanya harus memperhatikan segi untung masing-masing. Con-toh, seorang penjual sepatu menawarkan harga se-patu lebih tinggi, sedang calon pembeli mengi-nginkan harga barang lebih murah. Harga tinggi, bagi penjual berarti keuntungan lebih besar, inilah tujuan penjual. Calon pembeli tentu akan memperhatikan jenis sepatu tersebut untuk mendapatkan harga sesuai kemampuannya. Setelah terjadi tawar menawar dengan menggu-nakan kata-kata yang dapat saling menundukkan lawan, sehingga diperoleh harga kesepakatan, maka terjadilah jual beli.
Lain hal dengan negosiasi atau perundingan yang dilakukan oleh pimpinan atau maneger, tidak semudah melakukan transaksi jual beli di toko. Mereka harus pandai mengolah bahasa tubuh, mimik ( pantomin ) dan intonasi kata seperti kasar dan lembut, untuk menghadapi lawan perundingan. Negosiasi atau perun-dingan terkadang dapat berjalan dengan mulus, terkadang sulit, hampir gagal dan gagal atau terjadi kesepakatan.
Berikut contoh skenario perundingan dikutip dari buku Analisa Pasar untuk Pengadaan Barang oleh Drs. S. Adli Nur ( 1996 ) yang diadaptasi dari buku Langkah-Langkah Memenangkan Negosiasi, oleh Alan. N. Schoonmaker (1993). Comtoh skenario dapat diperhatikan seperti berikut, sebuah lembaga konsultan komputer bidang pelatihan dan pendidikan yang dipimpin oleh Johan. Sedang satu lagi perusahaan yang cukup terkenal, yang di pimpin oleh Rudy.
Johan menyadari dan sangat kenal baik kalau Rudy termasuk manusia tangguh, ramah, periang. Dan setiap memulai pembicaraan Rudy selalu menciptakan suasana riang. Cerita negosiasi ini menyangkut pelatihan computer dan johan telah berulang untuk jasa pelatihan kepada Rudy sebagai pemilik usaha. Untuk lebih jelas perhatikan jalan ceritanya.
Johan mengunjungi kantor Rudy, dan dipersilahkan sejenak menunggu di ruang. Tidak berapa lama Rudy dating menjumpai Johan dengan senyum sambil berkata,
Rudy : Terimakasih atas kunjungan bapak, apa kabar.
Johan : Baik pak Rudy, anda sempat membaca proposal kami kan ?
( Rudy sedikit mengerutkan dahi atas kekasaran hati Johan dengan berkata : )
Rudy : Sudah tampaknya sebahagian besar kebutuhan kami dapat kami
terpenuhi. Johan, saya sydah percaya dengan Lembaga yang anda pimpin dengan hasil kerja baik dan telah dikenal oleh yang lainnya.
Johan : Terima kasih, atas penilaiannya terhadap usaha kami, kami selalu
memperhatikan kepuasan pelanggan.
Rudy : Tetapi saya belum begitu yakin dengan pelatihannya.
( Johan terkejut sambil berkata )
Johan : Oh ya ! anda berkata dari seorang bawahan anda akan mela-
kukan pelatihan.
Rudy : Benar, kami sudah menemukan orang yang tepat untuk menangai
Pelatihan tersebut, barang kali anda sudah mengenal beliau, namanya Anton Sudung, dari Sudung Group. Kemudian Rudy memberikan proposal Anton Sudung kepada Johan, untuk dibaca.
( Johan menerima dan malahan tidak melihat sama sekali pro-posal dan menolak gagasan Rudy melakukan tenaga dari pelatih dari Anton Sudung ) dan berkata :
Johan : Baiklah Rudy, kita sudah mengetahui bahwa pelatih kami lebih baik
daripada orang lain, bagaimana mingkin anda lebih percaya Anton Sudung Group.
( Rudy mulai geram dan tidak setuju dengan pendapat Johan ) dan berkata :
Rudy : Mungkin anda berpikir demikian, tapi ……
( Johan memotong perkataan Rudy dengan berkata : )
Johan : Dengan menggunakan salah satu orang tenaga pelatih kami akn membe-
rikan hasil terbaik dalam bidang kerja pada kantor anda, saya yakin pasti akan berhasil.
( melihat perkataan Rudy yang dipotong Johan, Rudy semakin jengkel ) dan berkata :
Rudy : Sebelum anda tergesa-gesa mengambil kesimpulan, saya beritahu-
kan sedikit mengenai kondute Anton Sudung Group, sekalipun Anton Sudung Group masih baru, tetapi kami yakin ia dapat menguasai computer dengan baik dan tidak kalah terampilnya dengan petugas yang anda pimpin.
( Johan tidak menanggapi perkataan Rudy dan kesalahan besar dari penilaian Johan adalah ketika ia berkata :)
Johan : Rudy saya meragukan kualifikasi mereka, namun satu-satunya jalan ada
lah untuk menghasilkan kerja memuaskan adalah kami sendiri yang melaksnakan pelatihan tersebut.
( Mendengar perkataan Johan ini, Rudy bertambah jengkel dan menyatakan dengan tegas :)
Rudy : Saya menghendaki tenaga pelatih dari Anton Sudung Group.
( Namun Johan menapis perkataan Rudy dan berkata : )
Johan : Berpikirlah dengan benar Rudy. Perlengkapan anda untuk melatih baru
dua minggu lagi tiba, lantas haruskah menunggu Anton ? Kami siap me-nyediakan fasilitas pelatihan seluruhnya tepat pada waktu yang anda inginkan, bagaimana !.
Rudy : Tidak masalah bagi saya.
Kini Johan tersinggung denga perkataan Rudy dan berkata :
Johan : Rudy, tindakan anda sungguh tidak masuk akal saya. Mengapa harus
menangguhkan tugas begitu penting, padahal kami sangat memenuhi syarat dalam melakukan pelatihan dengan baik.
Rudy : Sekalipun demikian, saya berkeinginan agar dia dapat lebih maju dan
memiliki pengalaman dalam mengembangkan pelatihan pad peru-sahaan lain.
( Johan benar-benar tidak siap menghadapi dan tidak menduga perkataan Rudy demikian dan berkata : )
Johan : Oh ya ! Kalau demikian, berarti anda tidak menghemat dana yang
anda mi¬liki untuk melakukan pelatihan tersebut. Coba kita hitung dana proposal kami semula adalah Rp 1.500.000.000,00……
( Rudy langsung berkata : )
Rudy : Sekitar Rp 100.000,00 akan menghemat biaya pelatihan bila anda yang melakukan..
Johan : Tidak seperti itu maksud saya Rudy !
Rudy : Lalu berapa biaya untuk pelatihan tersebut ?
Johan : Saya belum tentukan sebab kita beleum pernah menghitungnya
kemungkinan adanya penghematan biaya.
Rudy : Baiklah saya maklumi pengertian anda itu
Johan : Rudy biaya pelatihan yang anda sisihkan hanya lebih sedikit dari biaya
semestinya anda keluarkan untuk pelatihan tersebut.
Rudy : Baiklah Johan… ( terdiam sejenak ) dan selanjutnya berkata :
Anton Sudung Group tidak dapat disingkirkan dalam hal pelatihan tersebut.
( Pada saat itu Johan sangat kebingungan dan serba salah, kemudian berkata : )
Johan : Rudy, jadi bagaimana jika pelatihan itu kita dan bagaimana kalau kita
cerita masalah biaya dan yang lain !
Rudy : Saya belum siap untuk membicarakan masalah biaya. Coba anda hitung
berapa biaya yang dapat anda kurangi dengan tawaran yang diajukan Anton Sudung Group, setelah itu silahkan anda datang kembali kepada saya.
( Sambil bicara demikian Rudy mempersilahkan Johan untuk keluar dari kantornya. Johan sangat terpukul dan bangkit keluar kantor Rudy setelah terlebih dahulu menjabat tangan Rudy. )

Dari gambar cerita perundingan atau negosiasi yang dilakukan Johan dengan Rudy ternyata Johan tidak berhasil membujuk Rudy untuk melakukan hubungan kerjasama. Sebab dalam hal ini ada kesalahan yang dilakukan Johan sebagai juru runding, yaitu Johan merasa dirinya lebih penting dan sifatnya memaksa. Sehingga penawaran transaksi jual beli jasa tidak tercapai. Sebagai juru runding terkadang perlu latihan sebelum melakukan perundingan yang sebenarnya, hal ini dilakukan untuk mengurangi kekakuan, menghindari kegagalan dan mem-perkecil jadwal pelaksanaan perundingan dengan tujuan mengurangi beban biaya lebih besar.
 Hasil Kesepakatan atau Perjanjian.
Seperti uraian dimuka bahwa, setiap juru runding tidak selalu berhasil mem-bujuk lawan juru runding tersebut. Ada yang membutuhkan waktu lama, ada yang hanya satu kali saja perundingan selesai dilakukan setelah mendapatkan kesepakatan bersama dan ada pula perundingan dengan membuahkan kegagalan.
Perundingan yang membuah kesepakatan, maka kedua pihak perlu mengadakan suatu pernyataan secara tertulis yang biasa disebut dengan surat perjanjian. Surat Perjanjian dikatakan sah bilamana terpenuhi dengan minimal 4 ( empat ) syarat, yaitu :
 Ada kesepahaman dari mereka yang mengikatkan diri.
 Cakap untuk membat suatu perjanjian.
 Ada sesuatu yang diperjanjikan dengan jelas ( hal ini menyangkut isi surat perjanjian).
 Setiap yang diperjanjikan sah menurut hukum.
Kalau perundingan itu menyangkut bisnis, maka isi perjanjian harus berhubu-ngan dengan hasil perundingan, seperti berikut :
 Menyatakan jenis barang atau jasa.
 Menyatakan jumlah dan harga barang yang disepakati.
 Cara pembayaran dan penyerahan barang.
 Hak dan kewajiban kedua pihak.
 Nama dan tanda tangan kedua belah pihak
 Saksi bila diperlukan.
Untuk mengenal bentuk surat perjanjian, dibawah ini diberikan sebuah contoh bentuk surat perjanjian. Agar lebih memahami lebih jelas tentang isi surat per-janjian, dapat anda pelajari pada bahan ajar ( modul ) lain.
Bilamana perundingan telah tercapai win-win solution, maka langkah selan-jutnya adalah menuangkan hasil perundingan atau negosiasi dalam satu surat. Surat ini biasa disebut dengan surat perjanjian. Dewasa ini perjajian yang di-lakukan kalangan swasta dan pemerintahan selalu disebut dengan MoU (Memorandum of Understanding).



E. Puncak Perundingan atau Negosiasi.
Sebagaimana telah diuraikan terdahulu dituliskan bahwa melakukan ne-gosiasi, terkadang mendapatkan hail nihil dan terkadang dapat berhasil baik sesuai rencana. Dalam buku modul ini kita akan membicarakan puncak setelah dilakukan peundingan. Puncak perundingan atgau negosiasi dapat terjadi tiga, yaitu :
 Win-Win Solution, memberi arti bahwa kedua belah pihak secara bersama telah mendapatkan keinginan dari perundingan bisnis tersebut. Apabila perundingan menghasilkan Win-Win Solution, maka puncak dari perundingan adalah mewujud nyatakan perundingan tersebut ke dalam sebuah perjanjian atau dibuat dalam bentuk akta kesepakatan atau perjanjian.
 Win and Loss Strategi.
Yang dimaksud dengan Win and Loss Strategi adalah usaha perundingan untuk memenangkan hasil perundingan dengan mutlak. Dalam pengertian ini bukan berarti lawan perundingan tidak berdaya mewakili perusahaannya. Barangkali perusahaan tersebut hanya mempertahankan hubungan baik yang telah terjalin selama ini dan atau merupakan strategi lawan dengan cara seperti itu mereka dapat mensuplay bahan dengan mudah sekalipun dengan keuntungan kecil.
 Loss and Loss strategi.
Strategi perundingan lain dari Win and Loss Strategi adalah loss and loss. Pengertian loss and loss adalah strategi perundingan yang akan dihadapi dan hal ini kemungkinan dapat terjadi bilamana kedua belah pihak tidak saling mau mengalah terhadapa tawaran yang diberikan satu dengan lainnya. Bila terjadi seperti ini, maka juru runding tidak perlu saling menyudutkan dan hendaklah mengakhiri perundingan dengan kepala dingin. Saat ini perundingan tersebut tidak tercapai kesepatakan dan barangkali pada kesepatan lain terhadap masalah lain, mungkin perlu dilakukan perundingan menurut kepentingannya. Jadi sekalipun tidak dapat tercapai kesepakatan, maka persahabatan usaha harus tetap dijaga dengan baik dan petugas juru runding harus mengingat bahwa langganan adalah lahan untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan.



KESIMPULAN


1. Pengertian Negosiasi.
Negosiasi adalah suatu bentuk perundingan yang dilakukan oleh dua orang yang memiliki kesamaan tujuan tertentu yang saling menguntungkan dan dilakuan dengan atas kesepakatan bersama.

2. Ciri-ciri Negosiasi.
Adapun ciri-ciri negosiasi dapat disebutkan seperti berikut ini :
1. Pelaku negosiasi minimal dilakukan oleh dua orang atau kelompok.
2. Kedua belah pihak saling memiliki kepentingan yang sama.
3. Minimal kedua belah pihak pernah melakukan hubungan kerjasama.
4. Mempunyai tujuan yang sama.
5. Aktivitas umumnya melibatkan presentasi yang berifat penawaran dan per-mintaan diantara kedua orang atau kelompok.

3. Proses bentuk Perundingan.
Beberapa panduan melakukan proses perundingan atau negosiasi, menurut Bob Waworuntu, ada seperti berikut :
 Pelajari isu yang akan dihadapi secara objektif.
 Tentukan luasnya objek pembicaraan.
 Tentukan pembicaraan yang harus ditangani.
 Beri kesempatan kepada lawan negosisasi untuk menyatakan setuju atau tidak setuju berikut dengan alasan.
 Jangan menyela pembicaraan lawan negosiasi, sekalipun perundingan tidak se-tuju. Jika mereka marah, jangan ambil hati dan biarkan mereka mengeluarkan kata-kata dari dalam hatinya dan tidak perlu menantang dalam bentuk emosi.
 Setiap argument atau penjelasan lawan perundingan harus diterima dan dipa-hami dengan baik sambil memperhatikan hal-hal seperti berikut :
o Bahasa badan, seperti air muka, sikap badan dan gerakan badan.
o Ketegangan yang ditunjukkan.
o Bila menekan pad hal-hal tertentu.
o Sikap bermusuhan tanpa alasan.

4. Unsur Negosiasi.
Unsur-unsur perundingan yang dilakukan para maneger atau petugas khusus yang dihunjuk oleh pimpinan perusahaan, yaitu :

1. Negosiator atau juru runding.
Kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diharapkan adalah seperti berikut :
• Memiliki kewenangan dalam melakukan tugas perundingan dan me-ngambil keputusan.
• Memiliki wawasan luas dalam bidang yang akan dibicarakan.
• Terampil dalam melakukan perundingan.
• Berkemampuan dalam berbicara dan berbahasa yang baik dalam me-nyampaian ide.
• Memiliki sikap dan penampilan yang baik.
• Mempunyai rasa percaya diri kuat.
• Komit atau tegas dalam tiap pembicaraan.
• Mampu mengendalikan emosi dan memelihara hubungan baik.

2. Materi perundingan.
penguasaan materi perudingan perlu dikuasai dengan baik, ada enam hal yang perlu dipahami sehubungan dengan penguasaan materi perundingan melalui enam pertanyaan, seperti berikut :
o Apa yang akan dibicarakan.
o Siapa saja yang akan diutus sebagai juru runding.
o Siapa dan bagaimana karakteristik lawan negosiasi yang dihadapi.
o Mengapa perundingan itu harus dilakukan.
o Kapan perundingan itu harus dilakukan.
o Bagaimana sebaiknya perundingan itu dapat dilakukan.

3. Strategi dan Taktik Negosiasi atau Perundingan.
strategi negosiasi adalah rencana alur kegiatan perundingan. Strategi perundingan menguraikan bagaimana melakukan pendekatan kepada lawan perundingan untuk mendapatkan kesepakatan dari masing-masing pihak untuk tujuan tertentu.
4. Hasil Kesepakatan atau Perjanjian.
Perundingan akan membuahkan satu kesepakatan atau pernyataan secara tertulis dan disebut dengan surat perjanjian. disebut dengan MoU (Memorandum of Understanding).
Surat Perjanjian sah bilamana terpenuhi dengan minimal 4 ( empat ) syarat, yaitu :
 Ada kesepahaman dari mereka yang mengikatkan diri.
 Cakap untuk membat suatu perjanjian.
 Ada sesuatu yang diperjanjikan dengan jelas ( hal ini menyangkut isi surat perjanjian).
 Setiap yang diperjanjikan sah menurut hukum.
Bila rundingan menyangkut bisnis, maka isi perjanjian dapat seperti berikut :
 Menyatakan jenis barang atau jasa.
 Menyatakan jumlah dan harga barang yang disepakati.
 Cara pembayaran dan penyerahan barang.
 Hak dan kewajiban kedua pihak.
 Nama dan tanda tangan kedua belah pihak
 Saksi bila diperlukan.

5. Adapun bentuk penyusunan strategi perundingan adalah seperti berikut :
1. Perlunya memahami sifat, karakter, kekuatan dan kelemahan dari pihak lawan perundingan.
2. Tetapkan target minimum dan maksimum yang akan dicapai untuk dapat diterima.
3. Gaya dalam melakukan perundingan untuk mempermudah presentasi dengan baik.
4. Apabila diperlukan membentuk team perundingan dapat dilakukan menurut jumlah ideal.
5. Memahami permasalah yang akan dirundingkan.

6. Puncak Negosiasi.
Puncak perundingan atau negosiasi dapat terjadi tiga, yaitu :
 Win-Win Solution, memberi arti bahwa kedua belah pihak secara bersama telah mendapatkan keinginan dari perundingan bisnis tersebut. Perundingan akan menghasilkan Win-Win Solution, maka puncak dari perundingan adalah mewujud nyatakan dalam sebuah perjanjian sebagai akta kesepakatan atau perjanjian.
 Win and Loss Strategi.
Win and Loss Strategi adalah usaha perundingan untuk memenangkan atau tidak membuahkan hasil. Ada dua kemungkinan dapat terjadi bertahan atau menyetujui perjanjian. Apabila tetap bertahan hubungan baik yang telah terjalin selama ini tetap harus terpelihara
 Loss and Loss strategi.
Strategi perundingan loss and loss suatu strategi perundingan yang dapat kemungkinan terjadi bilamana kedua belah pihak tidak mendapat persesuaian terhadap tawaran yang diberikan satu dengan lainnya. Sekalipun tidak dapat tercapai kesepakatan, maka persahabatan usaha harus tetap dijaga dengan baik dan petugas juru runding harus mengingat bahwa langganan adalah lahan untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan.

MENGELOLA TRANSAKSI KEUANGAN

Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian) sedangkan kebutuhan dan keinginannya tidak terbatas. Begitu pula dengan kemampuan atau usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut sangat terbatas. Adanya keterbatasan inilah yang membuatnya bersedia bekerja, menerima tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab ini maka terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi.

Dalam organisasi atau perusahaan para karyawan berinteraksi untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya, maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai. Dengan adanya asas-asas manajemen itulah terjadi keteraturan, keseimbangan dan keharmonisan dalam perusahaan. Nah peran manajemen dalam pengelolaan SDM didasari oleh sebab-sebab penting berikut :
  1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.
  2. Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan baik.
  3. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimiliki.
  4. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.
  5. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan memanfaatkan 6M dalam proses manajemen tersebut.
  6. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.
  7. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.
  8. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.
  9. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama sekelompok orang.
Manajemen Keuangan OMS membutuhkan perhatian yang intensif pada pelaksanaan proyek dan pencapaian tujuan organisasi. Proyek Manajemen keuangan OMS disebut 3M (Merencanakan, Melaksanakan, Mengevaluasi) berlangsung secara simultan di dalam suatu siklus yang berkelanjutan, sebagaimana digambarkan melalui ilustrasi berikut:

Siklus 3-M dalam Proses Manajemen Keuangan OMS
 
  1. Merencanakan. Ketika suatu OMS mulai berjalan, orang-orang di dalamnya merancang tujuan-tujuan dan merencanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Langkah selanjutnya ialah menyiapkan rencana keuangan (anggaran), yang berisi biaya-biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut dan dari sumber-sumber mana saja dana-dana untuk menutupinya bisa diperoleh.
  2. Melaksanakan. Setelah memperoleh dana sesuai yang diperlukan, program-program atau proyek-proyek atau kegiatan-kegiatan di atas diimplementasikan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah disusun sebelumnya pada tahap perencanaan.
  3. Mengevaluasi. Dengan menggunakan laporan-laporan pemantauan keuangan, situasi atau realisasi aktual dibandingkan dengan rencana-rencana awalnya. Para manajer OMS, lantas, dapat memutuskan apakah organisasi sesuai target untuk mencapai tujuan-tujuannya dalam skala waktu dan anggaran yang telah disetujui ataukah belum. Pelajaran dalam tahap evaluasi ini dijadikan bahan bagi perencanaan selanjutnya, dan demikian seterusnya.

MENGELOLA PERTEMUAN RAPAT

Rapat merupakan salah satu media untuk berkomunikasi dari dan ke manajer. Rapat juga membantu para manajer memantau keseluruhan operasional dalam organisasi. Rapat yang efektif bisa meningkatkan kesehatan organisasi dan moral karyawan. Secara umum, rapat merupakan kegiatan yang mengeluarkan biaya, energi dan menyita banyak waktu Keberhasilan sebuah rapat pada umumnya dipengaruhi oleh pemimpin rapat dan persiapan serta tehnik yang digunakan peserta rapat. Bagaimana membuat rapat-rapat anda efektif? Untuk mengetahuinya kita bisa belajar dari berbagai sebab kenapa rapat tidak efektif. Pada umumnya, rapat tidak efektif karena:
1.      Sasaran dan tujuan rapat yang tidak jelas. Hal ini bisa terjadi karena rapat di selenggarakan berdasarkan kesepakatan waktu bahwa ” kita selalu rapat pada hari senin” sehingga ada tujuan atau tidak setiap hari senin mengadakan rapat.
2.      Agenda tidak ada. Karena tidak ada agenda yang jelas maka tidak ada arah yang jelas, peserta tidak mempunyai gambaran tujuan rapat, keputusan-keputusan yang diambil serta kewajiban-kewajiban yang harus di emban.
3.      Kumunikasi satu arah. Pemimpin rapat menyampaikan informasi-informasi dan dilanjutkan pertanyaan dari semua peserta di akhir rapat. Dalam kasus ini mungkin dengan mengirimkan surat edaran atau memo lebih efektif dilakukan.
4.      Peserta biasanya enggan bicara. Keengganan ini bisa di sebabkan karena peserta malu-malu menyampaikan sumbang pikirnya atau karena takut apa yang di sampaikan akan menimbulkan reaksi negative dari pimpinan rapat atau peserta lain. Mereka memilih bungkam dan apabila di minta melaporkan akan menjawab bahwa tidak ada yang perlu dilaporkan.
5.      Setiap ide baru yang diketengahkan di hancurkan atau di terima tanpa diskusi. Hal ini bisa terjadi pada suasana rapat yang negative sehingga orang enggan menyampaikan ide baru. Setiap ide yang muncul tidak disetujui oleh pimpinan rapat tanpa diskusi lebih dahulu. Sebaliknya kalau ada usulan dari pimpinan atau orang yang berpengariuh langsung di setujui tanpa dibahas secara memadai.
6.      Konflik pribadi. Hal ini bisa terjadi karena konflik pribadi di bawa dalam rapat. Orang-orang saling menyerang untuk menari muka di hadapan pemimpin rapat.
7.      Hasil rapat tidak ada tindakan. Akibat dari tidak ada tindak lanjut dari rapat, maka pasalah yang sama bisa di bahas dalam rapat demi rapat dan menghabiskan banyak waktu. Tidak adanya kejelasan siapa yang bertanggung jawab untuk memfolow up menjadi salah satu factor tidak adanya tindak lanjut.
Rapat yang efektif akan memberikan banyak manfaat baik bagi pemimpin rapat maupun peserta rapat yang lain. Bagi pemimpin, rapat bisa memberikan manfaat yaitu:
1.      Meningkatkan keefektifan tim dan komunikasi dalam unit anda. Ketika hubungan hanya dibangun dalam kerja, memungkinkan kita tidak seimbang dalam memberikan perhatian kepada anggota unit kita. Dalam rapat, kita bisa member perhatian kepada semua staf kita baik secara individu maupun kelompok.
2.      Mendorong orang untuk mengulas kembali apa yang sedang mereka kerjakan dan kemanjuan dalam pencapaiannya.
3.      Meningkatkan kualitas kita dalam mengambil keputusan. Keputusan yang baik sering tergantung pada bagaimana peserta rapat memberikan masukan dan mendiskusikannya dengan bebas dan penuh semangat dari berbagai pandangan yang berbeda.
4.      Membantu mengembangkan staf. Peserta rapat bisa menyampaikan usulannya, laporan tentang pekerjaan mereka dengan presentasi-presentasi kecil sehingga menjadi peluang mereka untuk berkembang.
Bagi peserta rapat, manfaat yang bisa diperoleh adalah :
1.      Mendapatkan gambaran sekilas tentang organisasi dan gambaran masa depan. Rapat bisa membantu karyawan baru untuk menyesuaikan diri dengan cepat.
2.      Mendorong kerja sama tim dan semangat tim. Dalam rapat yang efektif, setiap peserta bisa merangsang peserta yang lain untuk ikut memberikan sumbang sarannya.
3.      Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memberikan umpan balik kepada manajer dan pada satu sama lain. Peserta bisa belajar tentang manajerial dan tentang masalah lain dari peserta lain.
Bagaimana penyelenggaraan rapat yang efektif? Ada 10 langkah untuk mengelola rapat yang efektif.
  1. Mulailan tepat waktu.
  2. Nyatakan tujuan dengan jelas dan materi yang akan di bahas.
  3. Mencatat jalannya rapat
  4. Pastikan semua topic dibahas
  5. Arahkan pertemuan kearah pengambilan keputusan
  6. Mengelola penggunaan waktu
  7. Mengelola konflik
  8. Mengendalikan rapat
  9. Kembangkan rencana tindak lanjut dan berikan penugasan.
  10. Akhiri tepat waktu.

MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA PELANGGAN

“Pelayanan Yang Tercipta Dari Rutinitas Perilaku Etis Dan Dari Rutinitas Perilaku Berjiwa Besar Dalam Sikap Baik, Akan Menjadi Dasar Untuk Memberikan Rasa Senang Dan Puas Kepada Pelanggan.”

Pelanggan selalu berharap bahwa produk dan jasa yang dibeli mampu memberikan arti dan pengalaman yang menyenangkan. Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli sesuatu, pasti bertujuan untuk mendapatkan rasa nyaman dan pengalaman yang menyenangkan.
Pelayanan pelanggan yang baik selalu bertujuan untuk memberikan kebutuhan yang sesuai, memberikan rasa senang dan puas dari pelayanan yang etis, serta memberikan solusi untuk keuntungan pelanggan.
Keikhlasan hati karyawan untuk memberikan kontribusi total buat kepuasan pelanggan akan membuat bisnis perusahaan semakin lancar. Karena, pelayanan dari hati yang ikhlas pasti akan menimbulkan rasa nyaman, dan hal ini akan membuat pelanggan selalu setia dengan pelayanan perusahaan.
Perusahaan tidak boleh kehilangan gairah dan motivasi untuk memberikan pelayanan yang memuaskan hati pelanggan. Perusahaan tidak boleh berkubang dalam genangan masalah pelayanan, dan kemudian mengasihani diri sendiri, karena hilangnya gairah dan motivasi karyawan untuk memberikan rasa senang dan puas dalam pelayanan mereka kepada pelanggan.
Pelayanan yang baik tidak akan terjebak dalam persepsi yang menyalahkan pelanggan. Jika karyawan sudah terjebak dalam persepsi yang suka menyalahkan pelanggan atas ketidakpuasan pelanggan terhadap pelayanan perusahaan. Maka, itu artinya, perusahaan akan segera ditinggalkan oleh pelanggannya, untuk kemudian melakukan pembelian kepada perusahaan lain yang lebih baik melayani kebutuhan mereka.
Pelayanan terbaik akan tercipta saat karyawan dan pimpinan di perusahaan cerdas menempatkan persepsi pelanggan sebagai akar dari pelayanan sempurna. Ide pelayanan terbaik harus diciptakan dari harapan, kebutuhan, keinginan, dan impian pelanggan. Sebab, sebagus apa pun ide Anda, bila pelanggan tidak menyukainya, maka ide Anda itu akan menjadi sebuah ide yang buruk dalam memberikan pelayanan yang berkualitas.
Perusahaan yang berorientasi kepada pelayanan pelanggan yang berkualitas, selalu akan menanamkan nilai-nilai, dan mengajarkan perilaku interaksi dengan pelanggan, agar setiap karyawan dan pimpinan di perusahaan dapat memberikan kontribusi, untuk memuaskan kebutuhan pelanggan, dan tidak akan membiarkan pelanggan kecewa oleh alasan apa pun.
Setiap pelanggan adalah aset terbesar perusahaan dalam mewujudkan visi perusahaan. Oleh karena itu, setiap hari, perusahaan harus memberikan nilai-nilai perjuangan melalui motivasi yang penuh makna kepada karyawan dan pimpinan, agar mereka selalu melakukan pelayanan dengan sebaik mungkin, untuk menciptakan hal-hal yang memuaskan kebutuhan pelanggan sepenuhnya.
Pelayanan terbaik berarti setiap karyawan, setiap hari, harus benar-benar ikhlas hatinya untuk meningkatkan efektifitas, kreatifitas, dan produktifitas dalam memberikan pelayanan terbaik. Termasuk, cerdas secara emosional untuk menjaga rutinitas kontribusinya terhadap pelayanan berkualitas. Dan juga harus cerdas memberikan harapan dan kebutuhan pelanggan melalui jiwa besar dan sikap baik yang dapat memberikan rasa senang dan puas kepada pelanggan.

Pada umumnya setiap perusahaan di dirikan tidak hanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan semata tetapi juga dapat memberikan kepuasan kepada para pelanggan atas produk yang di hasilkan oleh perusahaan tersebut baik produk yang berupa barang ataupun produk yang berupa jasa. Kepuasan pelanggan atas produk yang berupa jasa sangat di pengaruhi oleh kualitas sumber daya perusahaan itu sendiri, yaitu pegawai yang melakukan interaksi langsung dengan para pelanggan. Kepuasan pelanggan akan pelayanan yang di berikan oleh perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan yakni memperoleh keuntungan yang maksimal. Baik buruknya kualitas pelayanan dalam suatu industri jasa akan di tentukan oleh selisih atau perbedaan antara pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dengan pelayanan yang di kehendaki oleh pelanggan secara umum.
Kualitas pelayanan yang diberikan oleh setiap perusahaan harus lebih di tingkatkan agar tingkat kepuasan yang di rasakan oleh pelanggan dapat tercapai atau terpenuhi sesuai keinginan pelanggan. Para penyedia pelayanan terutama dalam kegiatan usahanya harus dapat memahami bahwa pelanggan membutuhkan pelayanan yang terbaik, sehingga mereka dapat mengetahui secara pasti bahwa memberikan kepuasan kapada para pelanggan adalah suatu keharusan bagi setiap perusahaan apabila mereka mengharapkan tujuan dapat tercapai. Tercapainya suatu tujuan apabila para konsumen sudah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan dan memperoleh apa yang mereka inginkan.
Dalam mempertahankan eksistensinya perusahaan harus dapat mengelola kegiatan operasinya secara optimal sehingga pendapatan yang di peroleh dapat meningkat. Peningkatan pendapatan yang di peroleh akan dapat tercapai apabila perusahaan dapat memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian produk dan atau pelayanan jasa yang berkualitas. Perusahaan harus dapat memberikan kesan tertentu kepada pelanggan dan dapat mengurangi kesenjangan antara tujuan perusahaan dengan para pengguna jasa.
PT. Sting Jaya Gemilang adalah suatu perusahaan jasa pelayanan di bidang Retail busana yang mampu menciptakan produk jasa yang di perlukan oleh konsumen, perusahaan itu menyelenggarakan dan melakukan kegiatan pelayanan pelanggan yang bertujuan memberikan kepuasan dan kepercayaan kepada para pelanggan, seperti melakukan bazar dengan cara memberikan diskount misalkan 25% sampai dengan 50%. Dari uraian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mempelajari lebih dalam dan melakukan penelitian ini dengan judul:
“Pengaruh Kualitas Pelayanan Produk Retail Busana Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada PT. Sting Jaya Gemilang, Bekasi”. 1.2 Perumusan Masalah
Mengidentifikasikan masalah merupakan langkah pertama yang di lakukan dalam tahap menganalisis. Masalah dapat di definisikan sebagai suatu pertanyaan yang di harapkan mampu untuk di pecahkan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kualitas jasa pelayanan produk retail busana yang di berikan oleh PT. Sting Jaya Gemilang, Bekasi?
2. Bagaimana tingkat kepuasan pelanggan pada PT. Sting, Bekasi?
3. Bagaimana pengaruh kualitas jasa pelayanan produk retail terhadap kepuasan pelanggan pada PT. Sting Jaya Gemilang, Bekasi?
1.3 Tujuan Penelitian:
Tujuan perusahaan itu adalah untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan pengaruh kualitas jasa pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dan membandingkan antara teori yang di pelajari dengan praktek di lapangan, semuanya di analisis dan di interprestasikan sehingga dapat di ambil suatu kesimpulan yang dapat menjawab permasalahan.

PENGELOLAAN DATA/INFORMASI DI TEMPAT KERJA


PENGELOLAAN DATA/INFORMASI DI TEMPAT KERJA



A.    Data

1.       Pengertian Data
Pengertian data menurut The Liang Gie adalah hal, peristiwa, atau kenyataan lainnya apapun yang mengandung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna penyusunan keterangan, pembuatan kesimpulan,atau penetapan keputusan.
Dr. S.P. siagian menjelaskan arti data dan informasi. Beliau menyatakan bahwa: “ada perbedaan konsepsional yang cukup prinsipil antara data dan informasi. Jelaslah kiranya bahwa data merupakan sumber informasi dan merupakan bahan informasi.
2.       Klasifikasi Data
a. Klasifikasi data berdasrkan sumbernya
 Klasifikasi data berdasarkan sumbernya dikelompokkan menjadi dua,antara lain;
1.       Data intern, yaitu data yg dibutuhkan  oleh suatu organisasi sebagai landasan pengambilan keputusan yang di peroleh dari catatan-catatan organisasi itu sendiri.
2.       Data Ekstern, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber di luar organisasi.
b. Klasifikasi Data Berdasarkan Pengolahannya
1.       Data Primer
2.       Data Sekunder
c. Klasifikasi Data Berdasarkan Sifat
1.       Data Kuantitatif
2.       Data Kualitatif
d. Klasifikasi Data Berdasarkan Jenisnya
1.       Data Hitung
2.       Data Ukur

3.       Pengolahan Data
Pengolahan data ada 8 macam yaitu:
·         Reading
·         Writing
·         Recording or printing
·         Sorting
·         Transmitting
·         Calculating
·         Comparing
·         Storing
B. Informasi
1. Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasaKAN dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan dating.
2. Proses Penanganan Informasi
3. Tujuan Pendistribusian Informasi
4. Jenis-Jenis Pendistribusian Informasi
·         Distribusi Informasi Secara Tertulis
·         Distribusi Informasi Secara  Lisan
5.Macam-Macam Penyajian Informasi
v  Media Distribusi Informasi  secara tertulis
Ø  Memo
Ø  Majalah atau BULETIN
Ø  Laporan tahunan
Ø  Uraian tugas
Ø  Buku pedoman

v  Media Distribusi Informasi secara Lisan
ü  Telepon
ü  Rapat atau pertemuan
ü  Radio dan televise
C.     Metode Pengumpulan Data
1.       Definisi Metode Pengumpulan Data
Ø  Teknik atau cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
2.       Macam-Macam Metode Pengumpulan Data
a.       Pengumpulan Data dengan Metode Tes
·         Definisi Tes
·         Jenis Tes
b.      Pengumpulan Data dengan Metode Angkel
1.       Definisi Kuesioner
2.       Jenis Kuesioner
3.       Keuntungan kegunaan Kuesioner
c.       Pengumpulan Data dengan Metode Wawancara
1.       Definisi Wawancara
2.       Jenis Wawancara
3.       Kelebihan metode wawancara
d.      Pengumpulan Data dengan Metode Observasi
1.       Definisi Observasi
2.       Cara Melakukan Observasi
3.       Kelemahan Observasi
4.       Kebaikan Observasi
5.       Kegiatan yang harus dilakukan ketika observasi
6.       Kegiatan yang tidak boleh dilakukan ketika observasi.
e.      Pengumpulan Data dengan Menggunakan Metode Dokumentasi
1.       Definisi Dokumentasi
2.       Metode Dokumentasi

D.    Mengolah Data Menjadi Informasi
1.       Recording
2.       Klasifikasi
3.       Sorting
4.       Calculating
5.       Penyusunan laporan
6.       Penyimpanan
7.       Pencarian
8.       Komunikasi

ADMINISTRASI KAS KECIL

A.     KAS (Cash)
1.       Definisi kas
2.       Kriteria kas
3.       Sifat dan karakteristik kas
a.       Aktif tetapi tidak produktif
b.      Tidak memiliki identitas kepemilikan sehingga mudah dipindahtangankan.
4.       Contoh kas:
a.       Uang kertas dan logam
b.      Cek dan bilyet giro
c.       Simpanan bank dalam bentuk giro

B.      DEFINISI  DAN KARAKTERISTIK  KAS KECIL
1.       Definisi Kas Kecil
2.       Karakteristik kas kecil
3.       Prosedur kas kecil
4.       Penetapan batas saldo maksimal dan minimal kas kecil
5.       Petugas pelaksana kas kecil
6.       Pembayaran melalui kas kecil.